PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN PENDIDIKAN MUATAN LOKAL BATIK
Isi Artikel Utama
Abstrak
The purpose of this study is to generate a model of education management of “batik” as a
local content for elementary and junior high school teachers as an effort to preserve and
develop the potential of natural coloring batik in Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul,
Daerah Istimewa Yogyakarta. The research design employs sequential exploratory strategies
applying research and development models of Borg and Gall (1989). As an experimental
class, there were six elementary schools and one public junior high school in Gedangsari
Gunungkidul, and as a control class there were three elementary schools and one junior
high school in Pandak, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. The results of this study demonstrate
that the implementation of education management model of batik simultaneously brings
about elementary school teachers and junior high school teachers’ mastery of the substance
of batik as the teaching materials of local content. The development of education
management model of batik for elementary and junior high school teachers had been tested
for its validity and reliability, verifying the conditions of relevance, effectiveness, and
efficiency to be applied in the teaching of local content of batik in a wider scope. The finding
of the study also reveals that natural coloring of batik in Gedangsari, Gunungkidul, was part
of “pedesan (bedesan)” batik group with a typical motif affected by Surakarta batik,
especially Mangkunegaran style with brownish black background colors, and by
Ngayogyakarta Hadiningrat motif with typical white background “sogan”, which in the
following phase has been developing into varied and rich motifs and coloring affected by
handmade batik from coastal and other areas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan model manajemen pendidikan life
skills batik bagi guru SD dan SMP sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan potensi
batik pewarna alami di Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Desain penelitian menggunakan strategi sequential exploratory dengan model
penelitian dan pengembangan Borg and Gall (1989). Sebagai kelas eksperimen, terdapat
enam SD negeri dan satu SMP negeri di Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul,
dan sebagai kelas kontrol/dampak adalah tiga SD negeri dan satu SMP negeri di Kecamatan
Pandak, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
implementasi dari model manajemen pendidikan batik sebagai konten lokal membuat guru-guru sekolah dasar dan sekolah menengah pertama menguasai substansi batik sebagai bahan
ajar muatan lokal. Pengembangan model manajemen pendidikan untuk pembelajaran batik
ini telah diujikan untuk validitas dan reliabilitasnya, yang memberikan verifikasi terhadap
relevansi, efektivitas, serta efisiensinya untuk diterapkan dalam pembelajaran muatan lokal
batik secara lebih luas. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pewarnaan alami batik di
Gedangsari, Gunungkidul, dipengaruhi oleh batik Surakarta, terutama batik Mangkunegaran
dengan latar belakang kecokelatan hitam, dan oleh motif Ngayogyakarta Hadiningrat dengan
karakteristik latar belakang putih khas “sogan”, yang pada tahap selanjutnya berkembang
dengan pengaruh motif dan pewarnaan batik pesisiran dan batik buatan dari daerah lainnya,
sehingga variasi, motif dan pewarnaan menjadi semakin kaya dan bervariasi.
Rincian Artikel

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Referensi
Bakhshi, P., Hoffmann, A.M., Radja, K. (2003).
Education and the Capabilities Approach:
Life Skills Education as a Bridge to Human
Capabilities. Pavia: Paper Presented at the
rd Conference of the Capability Approach.
Bakhshi, P., Hoffmann, A.M., Van Ravens, J.
(2004). Monitoring EFA from a Capabilities
Perspective: A Life Skills Approach to
Quality Education. Pavia: Paper Presented at
the 4th Conference of the Capability
Approac.
Creswell, J.W. dan P.V.L. (2007). Designing
and Conducting Mixed Methods Research.
Thousand Oacks, CA: Sage.
Creswell, J.W., (2010). Research Design:
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed. (Terjemahan Achmd Fawaid).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (Buku asli
diterbitkan tahun 2009).
Delors, J. et al. (1996), Report to UNESCO on
Education for the 21st Century - Learning:
The Treasure Within. Paris: UNESCO.
Doellah, H.S. (2002). Batik: Pengaruh Zaman
dan Lingkungan. Solo: Penerbit Danar Hadi.
Elliot, I.M. (2004). Batik: Fabled Cloth of Java.
New York: Clarkson N, Potter, 1984; 2nd ed.
Periplus Editions.
Ghozali, I. dan Latan, H. (2015). Partial Least
Squares: Konsep, Teknik dan Aplikasi
Menggunakan Smart PLS 3.0. Edisi 2.
Penerbit: Universitas Diponegoro.
Herlina, S., dan Irawati. (2007). Serat Alam
(Sanseviera Trifasciata, Agave Sisalana, dan
Musa Paradisiaca) dengan Pewarnaan Alami
dan Penerapan Motif Toraja. Laporan
Penelitian TechnoArt Park. Yogyakarta:
PPPPTK Seni dan Budaya.
Husaini, Usman. (2011). Manajemen: Teori,
Praktek, dan Riset pendidikan. Edisi 3.
Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Iceland Ministry of Education, Science and
Culture. (2004). National Curriculum Guide
for Compulsory School: Life Skills.
Jogiyanto, HM. (2011). Konsep dan Aplikasi
Structural Equation Modeling Berbasis
Varian dalam Penelitian Bisnis. Cetakan
Pertama. Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan STIM YKPN.
Kerlogue, F. (2004). The Book of Batik.
Singapore: Archilago Press.
Masitoh, dkk. (2009). Studi Implementasi
Kurikulum Berbasis Kecakapan Hidup (Life
Skills) pada Jenjang Sekolah Dasar. Jurnal
Penelitian. 10(2).
Maxwell, R.J. (2003). Textiles of Southeast Asia:
Tradition, Trade and Transformation.
Melbourne: Oxford University Press and Australian National Gallery, 1990; 2nd ed.
Periplus Editions.
Nurdyansah dan Fahyuni, E.F. (2016). Inovasi
Model Pembelajaran. Sidoarjo: Nizamia
Learning Center.
Plano, C.V.L. dan Creswell, J.W. (2008). The
Mixed Methods Reader. Thousand Oaks, CA:
Sage.
Prasetyo, A. (2010). Batik: Karya Agung
Warisan Budaya Dunia. Yogyakarta: Pura
Pustaka.
Reiser, R.A. dan Dempsey, J.V. (2002). Trend
and Issue in Instructional Design and
Technology. Ohio: Merril–Prentice Hall, Inc.
Riyanto, dkk. (1997). Katalog Batik Indonesia.
Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik.
Sewan, S.S.K. (1973). Seni Kerajinan Batik
Indonesia. Yoyakarta: Balai Penelitian Batik
dan Kerajinan, Lembaga Penelitian dan
Pendidikan Industri, Departemen
Perindustrian R.I.
Smend, R.G. (ed.). (2004). Batik: From the
Courts of Java and Sumatera. Koln: Galerie
Smend 1st edn Singapore Periplus Edition.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Sutono, G. (2012). Memperkenalkan Kembali
Batik Tembayat. Jurnal Wartra. Jakarta:
Musium Tekstil Jakarta.
Tashakkori, A,, dan Teddlie, C. (Eds). (2010).
Handbook of Mixed Methods in Social &
Behavioral Research. (Terjemahan
Daryanto). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tirta, I. (2009). Batik: Sebuah lakon. Jakarta:
Gaya Favorit Press.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Otonomi Daerah.
UNESCO. (2004a). Survey Report Update on
Planning and Implementing Education for
All. Paris: UNESCO.
UNESCO. (2004b). Report on the Education
Sector Global HIV/AIDS Readiness Survey.
Paris: UNESCO/IIEP.
UNESCO. (2005). Report by the DirectorGeneral on the United Nations Decade of
Education for Sustainable Development:
International Implementation Scheme and
UNESCO’s Contribution to the
Implementation of the Decade (172 EX/11).
Paris: UNESCO.
Sumber lain (Webtografi):
http://www.howtodothings.com/education/a4393
-how-to-teach-life-skills-in-specialeducation.html/diunduh-12 September
/pkl. 22.37 wib
http://id.wikipedia.org/wiki/Batik/diunduh 20
Oktober 2013/pkl. 11.30 wib.
http://old.indonesiatravel.biz/2009/10/02/batikindonesia-diakui-unesco-sebagai-warisanbudaya-tak-benda/diunduh 15 Okt. 013/pkl.
05 wib.
http://Kecamatan Gedangsari dalam angka.