PENDEKATAN PENILAIAN AUTENTIK UNTUK PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

Main Article Content

Cahya Yuana

Abstract

Authentic assessment is currently an issue in learning. The purpose of authentic assessment is
to get a portrait of the factual competence of students. Therefore, authentic assessment is very
important. Some research results indicate that many teachers reluctantly employ authentic
assessments. The most often mentioned argument is due to the burdensome responsibilities of
the teachers and the limited time they have. The current study attempts to affirm what authentic
assessment is and how it is employed in the assessment of students’ learning in arts and culture
as a subject at schools. Along with the complicated goals of arts and culture learning,
authentic assessment offers a challenging issue for teachers since the subject itself aims at
improving students’ attitudes. This attitude enhancement is done by providing an aesthetic
experience to students. Aesthetic experience helps the achievement of the goal manifested in
arts and culture practices. Therefore, teachers need to look at two features specifically
constructing assessment in arts and culture learning, namely asthetic experience and arts and
culture practices. The study results in the conception of an approach to authentic assessment
of arts and culture learning.

Article Details

How to Cite
Cahya Yuana. (2024). PENDEKATAN PENILAIAN AUTENTIK UNTUK PEMBELAJARAN SENI BUDAYA. Jurnal Pendidikan Seni Dan Industri Kreatif, 1(1), 29–40. https://doi.org/10.70571/psik.v1i1.94
Section
Articles

References

Ahmad, A., Y. Kamin, and A. N. Nasir. 2017.

“Applying Psychomotor Domain for

Competency Based Teaching in Vocational

Educatione.” Journal of Physics (International

PostGraduate Conference on Applied Science

& Physics 2017). doi: 10.1088/1742-

/1049/1/012049.

Anderson, L. W., and D. R. Krathwohl. 2010.

Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bloom, B. S., M. D. Engelhart, E. J. Furst, W. H.

Hill, and D. R. Krathwohl. 1956. Taxonomy of

Educational Objectives. The Classification of

Educational Goals. London: A By David

Mckay Company, INC.

BSNP. 2007. “Panduan Penilaian Kelompok

Mata Pelajaran Estetika.”

Dick, Walter, Lou Carey, and J. Carey. 2001. The

Systematic Design of Instruction. South

Florida: Library of Congress Cataloging-inPublication Data.

Donovan, Lisa, and Pascale Louise. 2004.

Integrating the Arts across the Content Areas.

Shell Educational Publishing.

Fogarty, Robin. 1991. “Ten Ways to Integrate

Curricula.” diakses melalui

http://www.ascd.org/ASCD/pdf/journals/ed_l

ead/el_199110_fogarty.pdf

Hadiyatno. 2016. “Menyoal Kehadiran dan

Keindahan Seni.” Jurnal Pendidikan dan

Kajian Seni 1. doi:

http://dx.doi.org/10.30870/jpks.v1i2.1023.

Kemendikbud. 2016. “Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun

tentang Standar Penilaian Pendidikan.”

Kemendikbud. 2017. Penyusunan Soal Hight

Order Thinking Sklill. Jakarta: Kemendikbud.

Marzali, Amri. 2016. “Menulis Kajian Literatur.”

Jurnal Etnosia 1:28. doi:

https://doi.org/10.31947/etnosia.v1i2.1613.

Nahrowi, Mahfud. 2019. “Pengembangan Model

Penilaian Autentik dalam Pembelajaran

Tematik Berbasis Higher Order Thinking Skill

(HOTS) pada Madrasah Ibtidaiyah Di

Jurnal Sendikraf, Volume 1 No 1 November 2020| 40

Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus.”

Elementary 7.

Pamadhi, Hajar. 2012. Pendidikan Seni (Hakikat,

Kurikulum Pendidikan Seni, Habitus Seni dan

Pengajaran Seni untuk Anak). Yogyakarta:

UNY Press.

Kemendikbud. 2017. Panduan Penilaian oleh

Pendidik Dan Satuan Pendidikan. Jakarta:

Dikdasmen.

Kemendikbud. 2013. “Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A

Tahun 2013 tentang Implemntasi Kurikulum.”

Kemendikbud. 2016. “Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun

tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan

Menengah.”

Kemendikbud. “Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016

tentang Standar Kompetensi Lulusan

Pendidikan Dasar dan Menengah.”

Kemendikbud. “Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun

tentang Standar Kualifikasi Akademik

dan Kompetensi Guru. Standar Kompetensi

Guru PAUD/TK/RA, Guru Kelas SD/MI,

Guru Kelas SMP/MTS, Guru SMA/MA, dan

SMK/MAK.”

Retnawati, H., S. Hadi, and A. C. Nugraha. 2016.

“Vocational High School Teachers’

Difficulties in Implementing the Assessment

in Curriculum 2013 in Yogyakarta Province of

Indonesia.” International Journal of

Intructional. Diakses melalui

http://www.eiji.net/dosyalar/iji_2016_1_3.pdf

Sani, R. A. 2016. Penilaian Autentik. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

SDFSC. 2020. “The Learning Process.” Diakses

melalui

http://iceskatingresources.org/PsychomotorD

omainTaxonomy.html

Setiadi, Hari. 2016. “Pelaksanaan Penilaian pada

Kurikulum 2013.” Jurnal Penelitian dan

Evaluasi Pendidikan 20:167. doi:

https://doi.org/10.21831/pep.v20i2.7173.

Sugiarto, Toto. 2010. “Seni dalam Kehidupan

Manusia.” in Pendidikan Seni Budaya dalam

Pembangunan Bangsa. Yogyakarta: PPPPTK

Seni dan Budaya.

Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung:

Penerbit ITB.

Sumintono, Bambang, and Wahyu Widhiarso.

Aplikasi Pemodelan RASCH Pada

Assessment Pendidikan. Cimahi: Penerbit

Trim Komunikata.

Susilo. 2019. “Kendala Guru SD dalam

Menerapkan Penilaian Autentik pada

Implementasi Kurikulum 2013.” P. 935 in

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan

Program Pascasarjana Universitas PGRI

Palembang 12 Januari 2019. Diakses melalui

http://gg.gg/Prosiding-UNIVPGRI

Suwandi, Sarwijii. 2011. Model-Model Asesmen

dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma

Pustaka.

Tarsa, Arnita. 2016. “Apresiasi Seni: Imajinasi

dan Kontemplasi dalam Karya Seni.” Jurnal

Penelitian Guru Indonesia 1. doi:

https://doi.org/10.29210/0248jpgi0005.