PENDEKATAN PENILAIAN AUTENTIK UNTUK PEMBELAJARAN SENI BUDAYA
Main Article Content
Abstract
to get a portrait of the factual competence of students. Therefore, authentic assessment is very
important. Some research results indicate that many teachers reluctantly employ authentic
assessments. The most often mentioned argument is due to the burdensome responsibilities of
the teachers and the limited time they have. The current study attempts to affirm what authentic
assessment is and how it is employed in the assessment of students’ learning in arts and culture
as a subject at schools. Along with the complicated goals of arts and culture learning,
authentic assessment offers a challenging issue for teachers since the subject itself aims at
improving students’ attitudes. This attitude enhancement is done by providing an aesthetic
experience to students. Aesthetic experience helps the achievement of the goal manifested in
arts and culture practices. Therefore, teachers need to look at two features specifically
constructing assessment in arts and culture learning, namely asthetic experience and arts and
culture practices. The study results in the conception of an approach to authentic assessment
of arts and culture learning.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
References
Ahmad, A., Y. Kamin, and A. N. Nasir. 2017.
“Applying Psychomotor Domain for
Competency Based Teaching in Vocational
Educatione.” Journal of Physics (International
PostGraduate Conference on Applied Science
& Physics 2017). doi: 10.1088/1742-
/1049/1/012049.
Anderson, L. W., and D. R. Krathwohl. 2010.
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bloom, B. S., M. D. Engelhart, E. J. Furst, W. H.
Hill, and D. R. Krathwohl. 1956. Taxonomy of
Educational Objectives. The Classification of
Educational Goals. London: A By David
Mckay Company, INC.
BSNP. 2007. “Panduan Penilaian Kelompok
Mata Pelajaran Estetika.”
Dick, Walter, Lou Carey, and J. Carey. 2001. The
Systematic Design of Instruction. South
Florida: Library of Congress Cataloging-inPublication Data.
Donovan, Lisa, and Pascale Louise. 2004.
Integrating the Arts across the Content Areas.
Shell Educational Publishing.
Fogarty, Robin. 1991. “Ten Ways to Integrate
Curricula.” diakses melalui
http://www.ascd.org/ASCD/pdf/journals/ed_l
ead/el_199110_fogarty.pdf
Hadiyatno. 2016. “Menyoal Kehadiran dan
Keindahan Seni.” Jurnal Pendidikan dan
Kajian Seni 1. doi:
http://dx.doi.org/10.30870/jpks.v1i2.1023.
Kemendikbud. 2016. “Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun
tentang Standar Penilaian Pendidikan.”
Kemendikbud. 2017. Penyusunan Soal Hight
Order Thinking Sklill. Jakarta: Kemendikbud.
Marzali, Amri. 2016. “Menulis Kajian Literatur.”
Jurnal Etnosia 1:28. doi:
https://doi.org/10.31947/etnosia.v1i2.1613.
Nahrowi, Mahfud. 2019. “Pengembangan Model
Penilaian Autentik dalam Pembelajaran
Tematik Berbasis Higher Order Thinking Skill
(HOTS) pada Madrasah Ibtidaiyah Di
Jurnal Sendikraf, Volume 1 No 1 November 2020| 40
Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus.”
Elementary 7.
Pamadhi, Hajar. 2012. Pendidikan Seni (Hakikat,
Kurikulum Pendidikan Seni, Habitus Seni dan
Pengajaran Seni untuk Anak). Yogyakarta:
UNY Press.
Kemendikbud. 2017. Panduan Penilaian oleh
Pendidik Dan Satuan Pendidikan. Jakarta:
Dikdasmen.
Kemendikbud. 2013. “Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A
Tahun 2013 tentang Implemntasi Kurikulum.”
Kemendikbud. 2016. “Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah.”
Kemendikbud. “Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah.”
Kemendikbud. “Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru. Standar Kompetensi
Guru PAUD/TK/RA, Guru Kelas SD/MI,
Guru Kelas SMP/MTS, Guru SMA/MA, dan
SMK/MAK.”
Retnawati, H., S. Hadi, and A. C. Nugraha. 2016.
“Vocational High School Teachers’
Difficulties in Implementing the Assessment
in Curriculum 2013 in Yogyakarta Province of
Indonesia.” International Journal of
Intructional. Diakses melalui
http://www.eiji.net/dosyalar/iji_2016_1_3.pdf
Sani, R. A. 2016. Penilaian Autentik. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
SDFSC. 2020. “The Learning Process.” Diakses
melalui
http://iceskatingresources.org/PsychomotorD
omainTaxonomy.html
Setiadi, Hari. 2016. “Pelaksanaan Penilaian pada
Kurikulum 2013.” Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan 20:167. doi:
https://doi.org/10.21831/pep.v20i2.7173.
Sugiarto, Toto. 2010. “Seni dalam Kehidupan
Manusia.” in Pendidikan Seni Budaya dalam
Pembangunan Bangsa. Yogyakarta: PPPPTK
Seni dan Budaya.
Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung:
Penerbit ITB.
Sumintono, Bambang, and Wahyu Widhiarso.
Aplikasi Pemodelan RASCH Pada
Assessment Pendidikan. Cimahi: Penerbit
Trim Komunikata.
Susilo. 2019. “Kendala Guru SD dalam
Menerapkan Penilaian Autentik pada
Implementasi Kurikulum 2013.” P. 935 in
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas PGRI
Palembang 12 Januari 2019. Diakses melalui
http://gg.gg/Prosiding-UNIVPGRI
Suwandi, Sarwijii. 2011. Model-Model Asesmen
dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Tarsa, Arnita. 2016. “Apresiasi Seni: Imajinasi
dan Kontemplasi dalam Karya Seni.” Jurnal
Penelitian Guru Indonesia 1. doi: