“GALANG”: MEDIA BELAJAR BAGI AUDITORY LEARNERS

Main Article Content

Kulsum Nur Hayati

Abstract

The current study aims to analyse audio learning media “Galang” (Geography Audio
Learning), particularly the product of media entitled “Benua Merah” developed by Balai
Pengembangan Media Radio Pendidikan dan Kebudayaan (BPMRPK) Kemendikbudristek in
2020. The study attempts to look closely at how “Benua Merah” in “Galang”—produced as
audio learning media—is in line with the characteristics of students whose learning style is
auditory in order to understand the presented learning materials. The aspects being analysed
are elements constructing “Galang”, namely verbal or oral text, music, and sound effect,
integrated as audio learning material. The results of the study demonstrate that “Benua
Merah” as part of “Galang” series puts forward the strengths of audio media: (1) using
identification of instruments presented by Lincoln Land Community College, oral text as the
learning material in “Benua Merah” contains some instruments beneficial for auditory
learners; and (2) music and sound effect as the components of audio learning media offer the
functions of audio program identical to audio programs developed by Open Learning Institute
in British Columbia, as identified by Power (1990).


Kajian ini dilakukan terhadap media belajar audio “Galang” (Geography Audio Learning),
khususnya produk media yang berjudul “Benua Merah” yang telah dikembangkan oleh Balai
Pengembangan Media Radio Pendidikan dan Kebudayaan (BPMRPK) Kemendikbudristek
pada tahun 2020. Kajian ini mencoba untuk mencermati apakah “Benua Merah” dalam
“Galang”—yang diproduksi sebagai media belajar audio—selaras dengan karakteristik siswa
yang memiliki gaya belajar auditory untuk dapat memahami materi belajar yang disajikan.
Aspek yang dikaji adalah unsur-unsur pembentuk “Galang” yang diintegrasikan menjadi
media belajar audio, yaitu teks verbal (lisan), musik, dan efek suara. Hasil kajian terhadap
media audio “Benua Merah” dalam seri “Galang” ini mengetengahkan kekuatan dari media
audio, yang menunjukkan bahwa (1) dengan menggunakan identifikasi yang dikemukakan
oleh Lincoln Land Community College, aspek teks verbal lisan yang merupakan materi
pembelajaran pada “Benua Merah” mengandung beberapa instrumen yang bermanfaat bagi
auditory learners; (2) musik serta efek suara yang menjadi komponen pada media audio
memiliki fungsi-fungsi program audio yang identik dengan program-program audio yang
dikembangkan oleh Open Learning Institute di British Columbia sebagaimana diidentifikasi
oleh Power (1990).

Article Details

How to Cite
Hayati, K. N. (2024). “GALANG”: MEDIA BELAJAR BAGI AUDITORY LEARNERS. Jurnal Pendidikan Seni Dan Industri Kreatif, 3(2), 60–68. https://doi.org/10.70571/psik.v3i2.64
Section
Articles

References

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen

Pendidikan. (2022). Panduan Pembelajaran

dan Asesmen. Jakarta: Kementerian

Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan

Teknologi Republik Indonesia.

Jurnal Sendikraf, Volume 3 No 2 November 2022 | 68

Breaux, E. & Magee, M.B. (2013). How the Best

Teachers Differentiate Instruction. New York:

Routledge.

Commonwealth of Learning. (2022). Lesson7-

Choosing Media: Audio, Strengths and

Weaknesses as a Teaching Medium.

https://tell.colvee.org/mod/book/view.php?id

=643&chapterid=918

Education Planner. (2022). What’s Your Learning

Style?

http://www.educationplanner.org/students/sel

f-assessments/learning-stylesFeder, M. (2022). What is an Auditory Learner?

University of Phoenix.

https://www.phoenix.edu/blog/what-isauditory-learner.html#

Fox, J. & Hoffman, W. (2011). The Differentiated

Instruction: California: John Wiley & Sons.

Ghufron, M.N. & Risnawita, R. (2012). Gaya

Belajar: Kajian Teoretik. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Gray, R. (2020). Comparing the Constraints Led

Approach, Differential Learning and

Prescriptive Instruction for Training OppositeField Hitting in Baseball. Psychology of Sport

& Exercise (51).

https://doi.org/10.1016/j.psychsport.2020.101

Ki Suratman. (1987). Pokok-pokok Ketamansiswaan. Yogyakarta: Majelis Luhur

Persatuan Taman Siswa.

Kusuma, O. D., & Luthfah, S. (2000). Memenuhi

Kebutuhan Belajar Murid melalui

Pembelajaran Berdiferensiasi. Modul Paket 2.

Modul 2.1. Jakarta: Kemendikbud.

Lincoln Land Community College. (2022).

Characteristics of Learning Styles.

https://www.llcc.edu/center-academicsuccess/helpful-resources/characteristicslearning-styles

Mariati, dkk. (2021). Prinsip Pengembangan

Pembelajaran Berdiferensiasi (Differentiated

Instruction) pada Kurikulum Fleksibel

sebagai Wujud Merdeka Belajar. Jakarta:

Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan

Standar, Kurikulum, dan Asesmen

Pendidikan, Kemendikbudristek RI.

Power, D.J. (1990). The Use of Audio in Distance

Education. The World Bank Group.

http://web.worldbank.org/archive/website002

B/WEB/AUD_01-2.HTM

Santos, S., Coutinho, D., Gonçalves, B.,

Schöllhorn, W., Sampaio, J., & Leite, N.

(2018). Differential Learning as a Key

Training Approach to Improve Creative and

Tactical Behavior in Soccer. Research

Quarterly for Exercise and Sport, 89 (1). DOI:

1080/02701367.2017.1412063.

Tomlinson, C.A. (2017). How to Differentiate

Instruction in Academically Diverse

Classrooms. Virginia: ASCD.

Widayanti, F.D. (2013). Pentingnya Mengetahui

Gaya Belajar Siswa dalam Kegiatan

Pembelajaran di Kelas. Erudio, 2(1).

Webtografi

https://www.capstonepub.com/blog/fiveadvantages-audio-learning-schools

https://www.youtube.com/watch?v=6vpo0wXvg

mk&feature=youtu.be.