ESENSI PENDIDIKAN SENI DALAM DOLANAN ANAK JAMURAN DAN CUBLAK-CUBLAK SUWENG DI TAMAN MUDA PAWIYATAN TAMAN SISWA YOGYAKARTA
Main Article Content
Abstract
The aim of the current study is to bring to light the essentials of arts education in traditional
children’s games “Jamuran” and “Cublak-cublak Suweng” being taught in Taman Muda
Pawiyatan Taman Siswa Yogyakarta. The study employs Suryahadi’s conceptual thinking
(2008) about the essentials of arts education, namely sensitivity, creativity, appreciation, and
productivity. The results of the study demonstrate that in the learning process, “Jamuran” and
“Cublak-cublak Suweng” contain the essentials of arts education. Aspect of sensitivity is put
forward through the moment of how students get along with movements, songs, and rhythms.
Aspect of creativity is demonstrated through the creation of movements, expression, and the
dance by request of one of the students playing the game, or by certain commitment associated
with the game. Appreciation aspect is found out through the reward for playing the game
which is carried out while singing, dancing, and showing facial expression, both when the
player wins or loses. Aspect of productivity is presented through the ideas of the form of
pleasant punishment for the players of the game who lose or disobey the rules of the games.
Tujuan dari kajian ini adalah mengungkapkan esensi pendidikan seni dalam dolanan anak
Jamuran dan Cublak-cublak Suweng yang diajarkan di Taman Muda Pawiyatan Taman Siswa
Yogyakarta. Kajian ini menggunakan pemikiran konseptual Suryahadi (2008) mengenai
esensi pendidikan seni yang terdiri dari empat aspek, yaitu sensitivitas, kreativitas, apresiasi,
dan produktivitas. Hasil kajian menunjukkan bahwa Jamuran dan Cublak-cublak Suweng
memuat esensi pendidikan seni dalam proses pembelajarannya. Aspek sensitivitas ditunjukkan
melalui penyikapan gerak, lagu, dan irama. Aspek kreativitas terlihat dalam penciptaan gerak,
ekspresi, dan tarian atas permintaan dari salah satu anggota dalam permainan atau atas
kesepakatan tertentu terkait permainan. Aspek apresiasi diperlihatkan melalui penghargaan
atas jalannya permainan yang dilakukan sambil menyanyi, menari, dan ekspresi wajah, baik
ketika pemain sedang berada dalam posisi menang atau kalah. Aspek produktivitas terlihat
melalui munculnya gagasan atau ide atas bentuk hukuman yang menyenangkan bagi pemain
yang kalah atau melanggar peraturan permainan
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
References
Aeni, Kurotul. (2005). Proses Pendidikan Budi Pekerti di Taman Muda Majelis Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 1(7), 20-34.
Arifin, A.S. (12 Januari 2021). Pembelajaran Menyenangkan. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/arti kel/pembelajaran-menyenangkan/
Arikunto, S. (2007). Makna Filosofis dan Edukatif Permainan Rakyat. Yogyakarta: Dinas Kebudayaan DIY.
Danandjaya, J. (1991). Folklor Indonesia.
Jakarta: PT Temprint.
Dewantara, K.H. (2004). Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.
Prawiroatmodjo, S. (1988). Bausastra Jawa– Indonesia Jilid I. Cetakan 3. Jakarta: PT Karya Unipress.
Putri, A.S. (14 Februari 2020). Apresiasi dan Kritik Karya Seni Rupa
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02
/14/120000869/apresiasi-dan-kritik-karya- seni-rupa-pengertian-dan-fungsi
Rondhi, M. (2017). Apresiasi Seni dalam Konteks Pendidikan Seni. Jurnal Imajinasi, XI(1). http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imaji nasi
Sari, M.K. (2017). Membangkitkan Kembali Tradisi Dolanan Anak sebagai Upaya Penanaman Nilai-Nilai Karakter di Sekolah Dasar. Jurnal PPKn dan Hukum, 11(1), 86-97. Saridal, K. (2007). Mutiara yang Hilang. Makalah Workshop Permainan Tradisional
Yogyakarta.
Suryahadi, A.A.K. (2008). Seni Rupa: Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif, dan Produktif. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tranggono, I. (2007). Pemberdayaan Permainan Rakyat. Yogyakarta: Dinas Kebudayaan DIY.
Wijayanti, Vivi. (2008). Nilai Pendidikan dalam Dolanan Anak. Skripsi. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.
Regulasi:
Undang-Undang Sisdiknas dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004. 2004. Jakarta: CV Tamita Utama.
Webtografi:
UNESCO: Art and Arts Education. https://en.unesco.org/fieldoffice/santiago/cultur a/arts