PEMBARUAN UBRUG SENTRA AGATA MELALUI KOLABORASI: TELAAH BENTUK ESTETIS THE “UBRUG” RENEWAL OF SENTRA AGATA THROUGH C

Main Article Content

Zanuar Eko Rahayu

Abstract

The current study aims at (1) describing any collaborated arts elements in the ubrug renewal
carried out by arts extracurricular activities of Sentra Agata in SMAN 2 Pandeglang Banten,
and (2) analysing the aesthetic form of "ubrug” renewal using the principles of unity, theme,
thematic variations, balance, evolution, and hierarchy. The techniques of analysis include
doing ubrug-related library research, interviewing ubrug doers and arts academics, and
applying aesthetic form theory to analyze the seen performances. The findings of this study
demonstrate that renewals are carried out through “ubrug” collaboration with the arts of
puppetry that is present as a source of stories, the narration of “murwa” puppet style in the
opening scene, the figure of Semar in the form of “golek” puppets, and the arts of “bedug” in
the composition of music for “tatalu” and “lalaguan”, the action of “ngadu bedug”, and
“bedug rampak” at the end of the performances. The “ubrug” renewal through collaboration,
correspondingly, justifies all principles of aesthetic form characteristic so that the blend of
performance could be produced.

Article Details

How to Cite
Zanuar Eko Rahayu. (2024). PEMBARUAN UBRUG SENTRA AGATA MELALUI KOLABORASI: TELAAH BENTUK ESTETIS THE “UBRUG” RENEWAL OF SENTRA AGATA THROUGH C. Jurnal Pendidikan Seni Dan Industri Kreatif, 2(2), 57–65. https://doi.org/10.70571/psik.v2i2.113
Section
Articles

References

Esten, Mursal. (1999). Kajian Transformasi

Budaya. Bandung. Angkasa Bandung.

Fachreinsyah. (2021). Modifikasi dan

Modernisasi, Langkah Strategis Lestarikan

Ubrug. Diunduh pada 30 November 2021 dari

https://rri.co.id

Fauzi, Rizal, Minhatul Ma'arif, & Idris Supriadi.

(2020). Revitalisasi Bahasa Sunda Banten

melalui "Komunitas Aing" sebagai Upaya

Pelestarian Kebudayaan di Banten. Jurnal

Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia, 5(2).

Fujiawati, Fuja Siti, Rian Permana, Dwi Junianti

Lestari & Giri Mustika Roekmana. (2017).

Implementasi Model Pembelajaran Seni

Terpadu untuk Meningkatkan Apresiasi dan

Kreativitas Seni Budaya Tradisional Daerah

Banten “Teater Rakyat Ubrug”. JPKS: Jurnal

Pendidikan dan Kajian Seni), 2(1).

Gusmaniar, Mia, Rahmawati, & Arga Satrio

Wibowo. (2021). Pengembangan Panduan

Pelaksanaan Sosiodrama Ubrug untuk

Meningkatkan Komunikasi Interpersonal.

Jurnal Fokus Konseling, 7(2), 69-75.

Heriyawati, Yanti. (2013). Kuasa Upacara

Reproduksi dan Rekonstruksi. Disertasi

Doktor. Tidak diterbitkan. Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta.

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu

Antropologi. Jakarta. Rineka Cipta.

Mahdiduri & Ahyadi, Y. (2010). Ubrug:

Tontonan dan Tuntunan. Banten: Dinas

Pendidikan Provinsi Banten.

Pratama, Tirta Nugraha. (2015). Rekonstruksi

Wayang Nganjor Dalam Pertunjukan Ubrug.

Katarsis: Jurnal Seni Teater, 1(2).

Republik Indonesia. (2017). Undang-undang

Nomor 5 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Seha, Nur, Anitawati Bachtiar, Adek Dwi

Oktaviantina, Rukmini & Sehabudin. (2014).

Fungsi Teater Rakyat Ubrug Bagi Masyarakat

Banten. Atavisme: Jurnal Ilmiah Kajian

Sastra, 17(1), 107-120.

Setyowati, Indah. (2014). Riasan Wayang Wong

Tokoh Rahdana dan Anoman Kisah

Ramayana Di Taman Hiburan Rakyat

Surabaya. Jurnal Tata Rias, 3(03).

Shavab, Oka Agus Kurniawan. (2018). Eksistensi

Kesenian Ubrug dalam Menghadapi

Tantangan di Zaman Milenial (Suatu Tinjauan

Historis di Kabupaten Serang). Bihari: Jurnal

Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sejarah, 1(1).

Surajiyo. (2015). Keindahan Seni dalam

Perspektif Filsafat. Jurnal Desain, 2(03), 157-

Suriasumantri, Jujun. (1986). Perkembangan

Sosial Budaya Secara Terpadu dalam

Masalah Sosial Budaya Tahun 2000. Jakarta:

Tiara Wacana.

Yohanes, Benny. (2015). Estetika Seni

Pertunjukan. Bandung: Pascasarjana ISBI

Bandung.

Informan:

Giri Mustika, 39 tahun, akademisi seni dan

seniman ubrug dan longer.

Parwa Rahayu, 38 tahun, akademisi seni dan

pembina Sentra Agata.

Taufik Pria Pamungkas, 56 tahun, seniman ubrug.

Tirta Nugraha Pratama, 27 tahun, akademisi seni

dan dalang ubrug Sentra Agata.