PEMBARUAN UBRUG SENTRA AGATA MELALUI KOLABORASI: TELAAH BENTUK ESTETIS THE “UBRUG” RENEWAL OF SENTRA AGATA THROUGH C
Main Article Content
Abstract
carried out by arts extracurricular activities of Sentra Agata in SMAN 2 Pandeglang Banten,
and (2) analysing the aesthetic form of "ubrug” renewal using the principles of unity, theme,
thematic variations, balance, evolution, and hierarchy. The techniques of analysis include
doing ubrug-related library research, interviewing ubrug doers and arts academics, and
applying aesthetic form theory to analyze the seen performances. The findings of this study
demonstrate that renewals are carried out through “ubrug” collaboration with the arts of
puppetry that is present as a source of stories, the narration of “murwa” puppet style in the
opening scene, the figure of Semar in the form of “golek” puppets, and the arts of “bedug” in
the composition of music for “tatalu” and “lalaguan”, the action of “ngadu bedug”, and
“bedug rampak” at the end of the performances. The “ubrug” renewal through collaboration,
correspondingly, justifies all principles of aesthetic form characteristic so that the blend of
performance could be produced.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
References
Esten, Mursal. (1999). Kajian Transformasi
Budaya. Bandung. Angkasa Bandung.
Fachreinsyah. (2021). Modifikasi dan
Modernisasi, Langkah Strategis Lestarikan
Ubrug. Diunduh pada 30 November 2021 dari
Fauzi, Rizal, Minhatul Ma'arif, & Idris Supriadi.
(2020). Revitalisasi Bahasa Sunda Banten
melalui "Komunitas Aing" sebagai Upaya
Pelestarian Kebudayaan di Banten. Jurnal
Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia, 5(2).
Fujiawati, Fuja Siti, Rian Permana, Dwi Junianti
Lestari & Giri Mustika Roekmana. (2017).
Implementasi Model Pembelajaran Seni
Terpadu untuk Meningkatkan Apresiasi dan
Kreativitas Seni Budaya Tradisional Daerah
Banten “Teater Rakyat Ubrug”. JPKS: Jurnal
Pendidikan dan Kajian Seni), 2(1).
Gusmaniar, Mia, Rahmawati, & Arga Satrio
Wibowo. (2021). Pengembangan Panduan
Pelaksanaan Sosiodrama Ubrug untuk
Meningkatkan Komunikasi Interpersonal.
Jurnal Fokus Konseling, 7(2), 69-75.
Heriyawati, Yanti. (2013). Kuasa Upacara
Reproduksi dan Rekonstruksi. Disertasi
Doktor. Tidak diterbitkan. Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu
Antropologi. Jakarta. Rineka Cipta.
Mahdiduri & Ahyadi, Y. (2010). Ubrug:
Tontonan dan Tuntunan. Banten: Dinas
Pendidikan Provinsi Banten.
Pratama, Tirta Nugraha. (2015). Rekonstruksi
Wayang Nganjor Dalam Pertunjukan Ubrug.
Katarsis: Jurnal Seni Teater, 1(2).
Republik Indonesia. (2017). Undang-undang
Nomor 5 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Seha, Nur, Anitawati Bachtiar, Adek Dwi
Oktaviantina, Rukmini & Sehabudin. (2014).
Fungsi Teater Rakyat Ubrug Bagi Masyarakat
Banten. Atavisme: Jurnal Ilmiah Kajian
Sastra, 17(1), 107-120.
Setyowati, Indah. (2014). Riasan Wayang Wong
Tokoh Rahdana dan Anoman Kisah
Ramayana Di Taman Hiburan Rakyat
Surabaya. Jurnal Tata Rias, 3(03).
Shavab, Oka Agus Kurniawan. (2018). Eksistensi
Kesenian Ubrug dalam Menghadapi
Tantangan di Zaman Milenial (Suatu Tinjauan
Historis di Kabupaten Serang). Bihari: Jurnal
Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sejarah, 1(1).
Surajiyo. (2015). Keindahan Seni dalam
Perspektif Filsafat. Jurnal Desain, 2(03), 157-
Suriasumantri, Jujun. (1986). Perkembangan
Sosial Budaya Secara Terpadu dalam
Masalah Sosial Budaya Tahun 2000. Jakarta:
Tiara Wacana.
Yohanes, Benny. (2015). Estetika Seni
Pertunjukan. Bandung: Pascasarjana ISBI
Bandung.
Informan:
Giri Mustika, 39 tahun, akademisi seni dan
seniman ubrug dan longer.
Parwa Rahayu, 38 tahun, akademisi seni dan
pembina Sentra Agata.
Taufik Pria Pamungkas, 56 tahun, seniman ubrug.
Tirta Nugraha Pratama, 27 tahun, akademisi seni
dan dalang ubrug Sentra Agata.